 
     
         
        - by admin
- 0
- Posted on
Soal pengurangan kelas 1
Menguak Rahasia Pengurangan: Panduan Lengkap untuk Mengajarkan Konsep Pengurangan di Kelas 1 SD dan Membangun Fondasi Matematika yang Kuat
Matematika seringkali menjadi momok bagi sebagian anak, namun sebenarnya ia adalah bahasa universal yang membuka gerbang pemahaman dunia di sekitar kita. Di kelas 1 Sekolah Dasar, salah satu pilar utama yang mulai diperkenalkan kepada anak-anak adalah operasi hitung pengurangan. Lebih dari sekadar menghafal fakta matematika seperti "5 dikurangi 2 sama dengan 3", pengajaran pengurangan di usia dini harus berfokus pada pemahaman konsep yang mendalam. Artikel ini akan membahas secara komprehensif bagaimana mengajarkan pengurangan kepada siswa kelas 1 SD, mulai dari fondasi awal hingga strategi pengajaran yang efektif, serta tantangan yang mungkin dihadapi dan peran penting orang tua serta guru.
Pendahuluan: Mengapa Pengurangan Penting di Kelas 1 SD?

Pengurangan adalah salah satu dari empat operasi aritmatika dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian). Di kelas 1 SD, pengurangan diperkenalkan sebagai kelanjutan dari pemahaman angka dan konsep menghitung. Tujuan utamanya bukan hanya agar anak bisa menjawab soal, melainkan agar mereka memahami apa yang terjadi ketika sesuatu "diambil" atau "hilang", serta bagaimana menemukan "selisih" antara dua kuantitas. Pemahaman yang kuat tentang pengurangan akan menjadi fondasi penting untuk konsep matematika yang lebih kompleks di jenjang berikutnya, seperti pengurangan dengan meminjam, pecahan, hingga aljabar. Tanpa pemahaman konsep yang solid, anak-anak mungkin akan kesulitan dan merasa cemas terhadap matematika di masa depan.
Fondasi Awal: Kesiapan Pra-Pengurangan
Sebelum melangkah ke pengurangan, ada beberapa prasyarat yang sebaiknya sudah dikuasai anak-anak:
- Penguasaan Angka dan Menghitung: Anak harus mampu mengenal dan menulis angka hingga setidaknya 20, serta menghitung objek secara akurat.
- Konsep Kuantitas: Memahami makna "lebih banyak", "lebih sedikit", dan "sama banyak".
- Menghitung Mundur: Kemampuan menghitung mundur (misalnya, dari 10 ke 1) adalah keterampilan krusial yang akan sangat membantu dalam strategi pengurangan.
- Konsep Penjumlahan Sederhana: Memiliki pemahaman dasar tentang penjumlahan, karena pengurangan dan penjumlahan adalah operasi yang saling terkait (disebut "fact families" atau keluarga fakta angka).
Jika anak masih kesulitan dengan prasyarat ini, luangkan waktu untuk memperkuatnya melalui permainan dan aktivitas yang menyenangkan.
Memahami Konsep Pengurangan: Lebih dari Sekadar "Mengambil"
Istilah "pengurangan" seringkali langsung diasosiasikan dengan "mengambil" atau "mengurangi". Namun, ada beberapa interpretasi konsep pengurangan yang perlu dikenalkan kepada anak:
- "Mengambil" (Take Away): Ini adalah konsep yang paling intuitif. Misalnya, "Saya punya 5 apel, lalu saya makan 2. Berapa apel yang tersisa?" (5 – 2 = 3).
- "Mencari Selisih" (Difference): Ini melibatkan perbandingan antara dua kuantitas. "Saya punya 5 pensil, dan kamu punya 2 pensil. Berapa selisih pensil kita?" (5 – 2 = 3).
- "Berapa Lagi yang Dibutuhkan?" (Missing Addend): Ini menghubungkan pengurangan dengan penjumlahan. "Saya ingin punya 5 kue, tapi baru punya 2. Berapa kue lagi yang harus saya buat?" (2 + ? = 5, yang sama dengan 5 – 2 = ?).
Mengajarkan ketiga konsep ini akan memberikan pemahaman yang lebih kaya dan fleksibel tentang pengurangan.
Tahapan Pengajaran Pengurangan di Kelas 1: Dari Konkret ke Abstrak
Pembelajaran matematika yang efektif, terutama di jenjang awal, harus mengikuti urutan konkret-pictorial-abstrak (CPA).
1. Tahap Konkret (Menggunakan Benda Nyata/Manipulatif)
Ini adalah tahap paling penting di awal pembelajaran. Anak-anak belajar paling baik dengan memegang, merasakan, dan memanipulasi objek.
- Alat: Balok, kelereng, biji-bijian, stik es krim, buah-buahan, boneka, atau benda apa pun yang mudah dihitung.
- Aktivitas:
- Contoh "Mengambil": "Kita punya 8 kelereng. Coba ambil 3 kelereng. Sekarang hitung berapa kelereng yang tersisa?" (Anak mengambil 3 kelereng dan menghitung sisanya).
- Contoh "Mencari Selisih": "Kamu punya 6 balok merah dan 4 balok biru. Letakkan balok-balok itu berjajar. Berapa selisih balok merah dan biru?" (Anak membandingkan dan melihat ada 2 balok merah yang tidak punya pasangan biru).
- Contoh "Berapa Lagi?": "Kita mau membuat tumpukan 7 balok. Kamu sudah punya 3 balok. Berapa balok lagi yang harus kamu ambil dari keranjang?" (Anak akan menambahkan balok hingga mencapai 7).
 
2. Tahap Representasi Gambar (Visual)
Setelah anak nyaman dengan objek fisik, pindahkan mereka ke representasi visual. Ini membantu menjembatani pemahaman konkret ke pemikiran abstrak.
- Alat: Gambar, diagram, buku bergambar, papan tulis.
- Aktivitas:
- Menggambar dan Mencoret: "Ada gambar 7 apel. Coret 3 apel yang sudah dimakan. Sekarang hitung berapa apel yang tidak dicoret."
- Diagram Batang/Lingkaran: Menggunakan representasi visual untuk membandingkan kuantitas atau menunjukkan bagian yang diambil.
- Kartu Gambar: Kartu bergambar hewan atau benda, lalu anak diminta untuk "mengurangi" sejumlah gambar dengan menutupinya.
 
3. Tahap Abstrak (Simbol Angka)
Pada tahap ini, anak mulai bekerja dengan angka dan simbol matematika tanpa perlu bantuan objek fisik atau gambar.
- Perkenalan Simbol: Perkenalkan tanda kurang (-) dan tanda sama dengan (=).
- Kalimat Matematika: Tuliskan soal pengurangan dalam bentuk angka: 7 – 3 = ?
- Penggunaan Strategi: Ajarkan anak untuk menggunakan strategi mental atau visualisasi yang telah mereka pelajari di tahap sebelumnya.
Strategi-strategi Kunci dalam Pengajaran Pengurangan di Kelas 1
Untuk membantu anak memecahkan soal pengurangan, perkenalkan berbagai strategi:
- 
Menghitung Mundur (Counting Back): - Cara: Mulai dari angka yang lebih besar, lalu hitung mundur sebanyak angka pengurang.
- Contoh: Untuk 8 – 3, mulai dari 8, lalu hitung mundur 3 langkah: 7, 6, 5. Jadi, 8 – 3 = 5.
- Penting: Latih kemampuan menghitung mundur secara terpisah terlebih dahulu.
 
- 
Menggunakan Garis Bilangan (Number Line): - Cara: Buat garis bilangan. Mulai dari angka pertama, lalu lompat mundur sebanyak angka pengurang.
- Contoh: Untuk 10 – 4, mulai dari 10, lompat mundur 4 kali: ke 9, 8, 7, 6. Hasilnya 6.
- Manfaat: Memvisualisasikan hubungan antar angka dan arah pengurangan.
 
- 
Fakta Angka (Fact Families): - Cara: Mengaitkan pengurangan dengan penjumlahan. Jika anak tahu 3 + 4 = 7, maka mereka juga harus tahu 7 – 3 = 4 dan 7 – 4 = 3.
- Manfaat: Membangun koneksi antar operasi dan memperkuat pemahaman angka.
 
- 
Menggunakan Jari: - Cara: Untuk angka kecil (hingga 10), anak bisa menggunakan jari mereka. Angkat jumlah jari pertama, lalu tekuk sejumlah jari yang dikurangkan.
- Contoh: Untuk 7 – 2, angkat 7 jari, lalu tekuk 2 jari. Sisa jari yang berdiri adalah jawabannya (5).
- Catatan: Ini adalah alat bantu awal yang baik, namun dorong anak untuk beralih ke strategi mental seiring waktu.
 
- 
Pengurangan dengan "Doubles" (Pasangan Angka yang Sama): - Cara: Jika anak sudah hafal fakta penjumlahan "doubles" (misal: 5+5=10), maka mereka akan mudah memahami 10-5=5.
- Manfaat: Mempercepat perhitungan untuk kasus-kasus khusus.
 
- 
Mencari Bilangan yang Hilang (Missing Addend): - Cara: Ini adalah cara lain untuk memikirkan pengurangan. Soal seperti "5 – ? = 2" dapat diubah menjadi "2 + ? = 5". Anak mencari angka yang jika ditambahkan ke 2 akan menjadi 5.
- Manfaat: Menguatkan hubungan antara penjumlahan dan pengurangan.
 
Tantangan Umum dan Cara Mengatasinya
Dalam mengajarkan pengurangan, orang tua dan guru mungkin akan menemui beberapa tantangan:
- 
Tidak Memahami Konsep "Mengambil": Anak hanya menghafal prosedur tanpa mengerti maknanya. - Solusi: Kembali ke tahap konkret, gunakan banyak objek dan skenario nyata.
 
- 
Kesulitan Menghitung Mundur: Ini adalah hambatan utama bagi banyak anak. - Solusi: Latih menghitung mundur secara terpisah sebagai permainan (misalnya, menghitung mundur dari roket sebelum lepas landas, atau saat bermain petak umpet).
 
- 
Membalik Angka (e.g., mencoba 3 – 5): Anak mungkin belum memahami bahwa angka yang dikurangi harus lebih besar dari pengurangnya (dalam konteks bilangan bulat positif). - Solusi: Jelaskan dengan objek: "Bisakah kamu mengambil 5 apel kalau kamu cuma punya 3 apel?" Tekankan bahwa di kelas 1, angka yang depan selalu lebih besar.
 
- 
Pengurangan dengan Nol: Soal seperti 5 – 0 = ? atau 5 – 5 = ?. - Solusi: Gunakan cerita: "Kamu punya 5 kue, tapi tidak ada yang kamu makan (dikurangi 0). Berapa sisa kuenya?" atau "Kamu punya 5 kue, dan kamu makan semua 5 kue itu. Berapa sisa kuenya?"
 
- 
Terlalu Cepat Beralih ke Abstrak: Memaksakan anak untuk langsung mengerjakan soal angka tanpa pemahaman konsep. - Solusi: Sabar dan ikuti tahapan CPA. Setiap anak memiliki kecepatan belajar yang berbeda.
 
Peran Orang Tua dan Guru dalam Mendukung Pembelajaran
Kolaborasi antara rumah dan sekolah sangat penting.
- Kesabaran dan Dorongan: Belajar adalah proses. Rayakan setiap kemajuan kecil dan hindari memarahi kesalahan. Berikan pujian yang spesifik.
- Mengaitkan dengan Kehidupan Sehari-hari: Gunakan situasi nyata untuk praktik. Misalnya: "Kita punya 8 biskuit, kalau adik makan 3, berapa sisa biskuit kita?" atau "Ada 10 mobil di parkiran, 4 mobil pergi. Berapa yang tersisa?"
- Lingkungan Belajar yang Positif: Ciptakan suasana yang menyenangkan dan bebas tekanan saat belajar matematika.
- Tidak Membandingkan: Setiap anak unik. Hindari membandingkan kemajuan anak Anda dengan teman sebayanya.
- Bermain Sambil Belajar: Gunakan permainan papan, kartu, atau aplikasi edukasi yang melibatkan pengurangan.
- Komunikasi Terbuka: Berbicaralah dengan guru untuk memahami metode pengajaran di sekolah dan bagaimana Anda bisa mendukungnya di rumah.
Aktivitas dan Permainan Interaktif untuk Pengurangan
- "Toko-tokan" (Pretend Store): Anak berperan sebagai penjual. Misal, ada 10 barang, lalu 3 terjual. Berapa sisa barang?
- Permainan Kartu: Gunakan kartu remi. Ambil dua kartu, angka yang lebih besar dikurangi angka yang lebih kecil.
- Menebak Jumlah Benda: Letakkan sejumlah benda di tangan, ambil beberapa tanpa diketahui anak, lalu minta anak menebak berapa yang diambil setelah melihat sisanya.
- Aplikasi Edukasi: Banyak aplikasi dan game online yang dirancang untuk mengajarkan pengurangan dengan cara interaktif. Pilih yang sesuai usia dan bebas iklan.
- Buku Cerita Matematika: Bacakan buku cerita yang mengintegrasikan konsep pengurangan dalam alur ceritanya.
Mengukur Kemajuan dan Evaluasi
Evaluasi di kelas 1 tidak harus selalu melalui tes tertulis formal. Perhatikan hal-hal berikut:
- Observasi: Amati bagaimana anak memecahkan masalah. Apakah mereka menggunakan strategi yang diajarkan? Apakah mereka memahami konsepnya?
- Pertanyaan Lisan: Ajukan pertanyaan seperti, "Bagaimana kamu mendapatkan jawaban itu?" atau "Bisakah kamu menjelaskan lagi?"
- Latihan Singkat: Berikan beberapa soal pengurangan sederhana dan lihat konsistensi jawabannya.
- Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil: Lebih penting memahami langkah-langkah dan konsepnya daripada hanya mendapatkan jawaban benar.
Kesimpulan
Mengajarkan pengurangan di kelas 1 SD adalah langkah krusial dalam perjalanan matematika anak. Ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang membangun pemahaman konseptual, mengembangkan kemampuan berpikir logis, dan menumbuhkan rasa percaya diri. Dengan pendekatan yang sabar, kreatif, dan berbasis pemahaman konsep dari konkret ke abstrak, kita dapat membantu anak-anak menaklukkan pengurangan dan membangun fondasi matematika yang kuat dan kokoh untuk masa depan mereka. Ingatlah, setiap langkah kecil adalah kemajuan besar, dan kesuksesan anak dalam matematika dimulai dari pengalaman positif di usia dini.
 
  